Bandung Menuju Pasar Global, Industri Printing & Konveksi Jadi Andalan
Bandung semakin memperkuat posisinya sebagai pusat industri kreatif. Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mendorong pelaku usaha di bidang digital printing serta konveksi agar memperluas pasar hingga ke kancah internasional.
Salah satu perusahaan yang dinilainya memiliki daya saing ekspor adalah PT Ifa Abdul Rozaq, produsen berbagai busana muslim dan fashion harian, mulai dari hijab, mukena hingga jersey olahraga. Produk-produk tersebut dinilai sudah sesuai standar pasar global.
“Pemerintah provinsi ingin agar ekspor fashion asal Jabar tidak hanya menyasar pasar nasional atau Asia, tetapi juga bisa menembus Eropa hingga Timur Tengah,” ungkap Erwan dalam kunjungannya, Sabtu (12/7/2025).
Dalam kesempatan itu, ia meninjau langsung lini produksi perusahaan, terutama teknologi digital printing dan teknik sublimasi kain yang digunakan. Wagub juga menekankan pentingnya pelibatan UMKM lokal dalam rantai produksi agar manfaat ekonomi lebih merata.
Perusahaan yang relatif baru berdiri ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat. Pesanan datang dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Lampung, Kalimantan Tengah hingga beberapa kota besar di Pulau Jawa. Saat ini kapasitas produksinya mampu mencapai 4.000–6.000 potong per hari.
Erwan berharap perusahaan semacam ini terus memberi kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja lokal sehingga membantu mengurangi pengangguran di Bandung maupun Jawa Barat.
Ansor Kembangkan Sayap Lewat Bisnis Konveksi
Di sisi lain, organisasi kepemudaan Gerakan Pemuda Ansor juga mulai serius menggarap sektor konveksi. Melalui Badan Usaha Milik Ansor (BUMA), mereka meresmikan pabrik konveksi di Kabupaten Bandung sebagai langkah awal penguatan ekonomi organisasi.
Ketua Umum PP GP Ansor, Addin Jauharudin, menyebutkan kapasitas produksi mesin konveksi yang digunakan mampu mencapai 300 meter kain per jam. Menurutnya, kualitas produk yang dihasilkan sudah terbukti baik.
“Kaos yang kita pakai hari ini hasil dari produksi mereka, cepat jadi tapi tetap berkualitas. Ini membanggakan,” kata Addin, Selasa (8/7/2025).
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen GP Ansor untuk membangun kemandirian ekonomi kader. Konsep BISA (Bisnis, Inovasi, SDM, Anak Muda) menjadi fondasi utama agar organisasi mampu bersaing di tengah dinamika ekonomi Indonesia.
Addin juga mengajak seluruh jaringan Ansor di Indonesia untuk ikut mendukung usaha konveksi ini, baik dalam hal produksi maupun distribusi. “Kalau ada kebutuhan kaos untuk kegiatan, bisa langsung pesan ke PW Jawa Barat, kualitasnya terjamin, harga pun bersaing,” jelasnya.
Ia menambahkan, apabila gerakan ekonomi ini dikelola berkelanjutan, maka dampaknya akan luas: membuka lapangan kerja baru, mendistribusikan produk murah dan berkualitas, serta memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.
“BUMA Ansor hadir bukan hanya untuk kader, tapi juga untuk masyarakat. Harapan saya, usaha ini terus tumbuh, menginspirasi daerah lain, dan menjadi jaringan ekonomi yang kuat untuk bangsa,” pungkasnya.